SIC Episode 4 : SI CANTIK DARI SULAWESI YANG TERANCAM


https://www.jitunews.com/read/9855/banggai-cardinalfish-ikan-hias-nan-cantik-asal-sulawesi

Halo Mariners, jumpa lagi! Mariners, kalian tau tidak nama ikan ini? Pernah lihat sebelumnya?? Iyappp! Benar! Ini adalah Banggai Cardinalfish (Pterapogon kauderni) atau Capungan Banggai. Ikan cantik berwarna hitam dan putih ini berasal dari Famili Apogonidae (cardinalfishes) dan merupakan ikan laut dengan penyebaran endemik terbatas pada sebagian perairan Kepulauan Banggai dan beberapa pulau kecil di sekitarnya (Vagelli 2008).

Habitat Banggai Cardinalfish (Pterapogon kauderni) ini berupa perairan dangkal yang relatif terlindung dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Perubahan dalam pemanfaatan habitat bersifat positif di beberapa lokasi, misalnya di Desa Bone Baru, berupa pengurangan kegiatan perikanan destruktif dan adanya upaya restorasi terumbu karang di desa tersebut, meskipun kegiatan penambangan karang tetap terjadi (Ndobe et al, 2013).

Namun, sayangnya Banggai cardinalfish (Pterapogon kauderni) ini sering ditangkap dalam jumlah besar untuk diperdagangkan sebagai ikan hias. Kelestarian spesies endemik tersebut menjadi isu internasional dan pada tahun 2007 diusulkan pada CITES oleh Amerika Serikat dan didaftarkan sebagai Endangered pada Red List IUCN (Ndobe et al, 2013). Waduuhhhh, gawat Mariners! Si cantik ini statusnya terancam! Kenapa ya ikan ini terancam?

Terindikasi kuat bahwa penyebab utama penurunan dalam jumlah populasi Banggai Cardinalfish (Pterapogon kauderni) adalah degradasi habitat, termasuk secara khusus peningkatan dalam konsumsi mikrohabitat (bulu babi dan anemon laut) (Ndobe et al, 2013).

Ternyata Mariners, Banggai Cardinalfish (Pterapogon kauderni) ini sudah diperdagangkan sebagai ikan hias sejak sekitar tahun 1990. Lunn dan Moreau (2004) memperkirakan bahwa pada tahun 2000-2001 volume perdagangan Banggai Cardinalfish (Pterapogon kauderni) mencapai 700.000–1,4 juta ekor/tahun. Ckckck volume yang cukup tinggi dan dinilai tidak berkelanjutan (Bruins et al. 2004).

Tanpa solusi efektif untuk melestarikan ekosistem pendukung, Banggai Cardinalfish (Pterapogon kauderni) akan semakin terancam punah, dengan atau tanpa adanya penangkapan. Kasus Banggai Cardinalfish (Pterapogon kauderni) menunjukkan pentingnya pendekatan ecosystem-based approach terhadap kebijakan dan manajemen perikanan tangkap (Ndobe et al, 2013).

DAFTAR PUSTAKA 

Bruins EBA, Moreau MA, Lunn KE, Vagelli AA, Hall H. 2004. 10 Years after redis- 126 Marine Fisheries 4 (2): 115-126, November 2013 covering the Banggai Cardinalfish. Musée Océanographique, Monaco. Bulletin de l’Institut Océanographique. 77(1446): 71-81

Lunn KE, Moreau AM. 2004. Unmonitored trade in Marine Ornamental Fishes: the Case of Indonesia’s Banggai Cardinalfish (Pterapogon kauderni). Coral Reefs. 23: 344-341.

Ndobe, Samliok.,Abigail Moore., Al Ismi M Salanggon., Muslihudin., Daduk Setyohadi., Endang Y., Herawati., dan Soemarno. 2013. Pengelolaan Banggai Cardinalfish (Pterapogon kauderni) Melalui Konsep Ecosystem-Based Approach. Jurnal Marine Fisheries.  4 (2) : 115-126.

Vagelli AA. 2008. The unfortunate journey of Pterapogon kauderni: A remarkable apogonid endangered by the international ornamental fish trade, and its case in CITES. SPC Live Reef Fish Information Bulletin. 18: 17-28 ��7)}�b��

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *