Seperti kita ketahui bahwa udara yang kita hirup, mengandung dua komponen terbesar yaitu gas Nitrogen sebesar hampir 79%, gas oksigen sebesar 20,9%, dan sisanya adalah gas yang lain dalam persentase yang sangat sangat kecil. Gas nitrogen merupakan ‘gas inert’ atau gas yang secara fisiologis tidak digunakan oleh tubuh dalam proses metabolisme.
Narkosis nitrogen akan mempengaruhi penyelam secara berbeda, dan mempengaruhi penyelam yang sama secara berbeda pada waktu nyang berbeda. Keracunan nitrogen dapat terjadi mulai kedalaman 30 meter atau lebih (PN2 = 3,2 ATA), dimana gejalanya seperti orang mabok alkohol akibat minum minuman keras. Seterusnya setiap kedalaman bertambah 10 meter gejala keracunan akan bertambah pula. Batas kadar PN2 yang menimbulkan Nitrogen Narcosis setiap penyelam sangat bervariasi dan sangat tergantung pada kondisi fisik penyelam sebelum penyelaman dimulai. Penyelaman di air laut yang dingin, bekerja berat di dalam air, gelisah, kurangnya pengalaman, menurunnya O2 serta meningginya CO2 dalam udara pernapasan dapat mempermudah terjadinya keracunan N2. Pengaruh Narkosis nitrogen berkurang ketika kita mencapai perairan dangkal. Setelah kita berdiam di sana beberapa saat (lakukan seperti melakukan safety stop atau waktunya lebih lama), efeknya akan hilang seluruhnya, tanpa ada yang tersisa. Jika kita mulai merasa mabuk, tidak terkoordinasi atau bingung, segera naik ke kedalaman dangkal untuk meringankan narkosis tersebut. Ini biasanya hilang dengan cepat.
Sumber:
oseanografi.lipi.go.id/dokumen/oseana_xvi(4)1-12.pdfscuba-mania.com