(Himakel News) Populasi Hiu yang Terancam Punah Akibat Dijadikan Bahan Dasar Virus Corona

Hiu Putih

Hallo Mariners! Saat ini dunia sedang berperang melawan virus corona. Hingga saat ini jumlah kasus terinfeksi virus corona sebanyak 37,7 juta dan angka kematiannya sendiri mencapai 1,08 juta. Meningkatnya kasus virus corona ini tidak dibarengi dengan adanya vaksin yang dapat menyembuhkan secara total virus corona ini.  Hal ini membuat negara-negara di seluruh dunia berusaha untuk menciptakan vaksin agar virus corona tidak semakin menyebar. Salah satu pembuat vaksin virus corona SARS-CoV-2, GlaxoSmithKline (GSK) berencana untuk menciptakan virus corona dengan menggunakan squalene (minyak alami). Minyak alami ini terdapat di hati ikan hiu. Penggunaan squalene yang terbuat dari minyak hati ikan hiu paling sering digunakan karena murah dan mudah didapatkan. Squalene sering kali bersumber dari operasi penangkapan ikan swasta kecil di Samudera Pasifik dari negara-negara seperti Indonesia dan Filipina, kemudian diproses di China. Menurut  Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), terdapat 40 calon vaksin virus corona dalam evaluasi klinis dan 142 vaksin dalam evaluasi praklinis. Sebanyak 17 kandidat vaksin virus corona menggunakan adjuvan dan lima diantaranya merupakan adjuvan berbasis squalene hiu. Jika setiap orang di dunia memperoleh satu dosis vaksin, sebanyak 250 ribu ekor ikan hiu harus meregang nyawa. Oleh karena itu, hal ini sangat berisiko meningkatkan risiko punahnya ikan hiu yang saat ini jumlahnya terus menurun. Hiu merupakan predator puncak, jika hiu punah tentu saja akan berpengaruh terhadap beberapa kelompok ikan predator yang berada di bawahnya. Ini akan menurunkan populasi kelompok ikan yang bernilai ekonomis. Nilai ekonomis ikan ini juga berpengaruh terhadap pendapatan para nelayan.

Salah satu komunitas peduli ikan hiu “Shark Allies”mengungkapkan bahwa metode ini bukan merupakan solusi untuk jangka panjang. Namun Shark Allies juga tidak menghalangi atau memperlambat pengembangan vaksin virus corona atau pengobatan penting lainnya untuk melindungi umat manusia dari penyakit. Tetapi, Shark Allies menyarankan agar proses pembuatan vaksin virus corona menggunakan bahan alternatif lainnya. Untuk menghindari ancaman kepunahan ikan hiu karena dijadikan salah satu bahan utama dalam membuat vaksin virus corona, para ilmuwan sedang menguji alternatif squalene versi sintetis yang terbuat dari tebu yang difermentasi. Semua tumbuhan dan hewan menghasilkan squalene sebagai perantara biokimia, di mana dapat diproduksi dari sumber non-hewani termasuk ragi, tebu, dan minyak zaitun. Struktur kimia senyawa squalene yang terdapat di hiu dengan yang terdapat di alternatif non-hewani itu sama. Jadi, dapat disimpulkan bahwa efektivitasnya dalam vaksin harus identik terlepas dari sumbernya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *