SIC EPISODE 44: Penurunan Padang Lamun.

Lamun (seagrass) adalah  tumbuhan  berbunga (Angiospermae) yang dapat tumbuh  dengan baik pada lingkungan laut dangkal (Wood et al. 1969). Semua lamun adalah tumbuhan  berbiji satu (monokotil) yang mempunyai akar, rimpang (Rhizoma), daun, bunga dan buah seperti halnya dengan tumbuhan berpembuluh yang tumbuh di darat (Tomlinson, 1974).  Lamun senantiasa membentuk hamparan permadani di laut yang dapat terdiri dari satu species (monospesific; banyak terdapat di daerah temperate) atau lebih dari satu species (multispecific; banyak terdapat di daerah tropis) yang selanjutnya disebut padang lamun. Menurut  Sheppard et al (1996), ekosistem padang lamun merupakan suatu ekosistem yang kompleks dan mempunyai fungsi dan manfaat yang sangat penting bagi perairan wilayah pesisir. 

Seiring berjalannya waktu, padang lamun terus mengalami penurunan. Rata- rata padang lamun menurun 1,5% per tahun, luas lamun yang hilang terukur sebesar 3.370 km2 atau sekitar 20 lapangan bola voli antara tahun 1879 hingga 2006 dan hingga sekarang padang lamun masih bisa terus berkurang.

Hal ini dikarenakan penangkapan ikan yang merusak, baling-baling kapal, siklon, tsunami, degradasi kualitas air, limpasan sedimen, masuknya spesies pendatang hingga penangkapan yang berlebihan. Dengan berkurangnya padang lamun, memberikan dampak seperti kurangnya masukkan energi pada ekosistem terumbu karang, kepunahan beberapa biota, menurunkan produksi primer hingga menyebabkan kerugian yang lebih besar.

Saat ini sedang diupayakan pencegahan penurunanyang lebih banyak dengan kerja sama yang baik antyar stakeholder, pengendalian praktik penangkapan ikan, mengurangi masukkaan sumber nutrisi berlebih juga transplantasi lamun. Dengan harapan pengurangan akan segera berhenti dan dampak yang ditimbulkan bisa hilang seiringnya waktu.

Sumber:

Umar Tangke. 2010. Ekosistem Padang Lamun. Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 3 Edisi 1

Waycott M et al,. 2009. Accelerating Loss of Seagrass Across The Globe Threatens Coastal Ecosystem.PNAS106(30): 12377-12381

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *