Pada tanggal 3 Juli 2021, publik sempat dihebohkan dengan peristiwa kebakaran yang terjadi di teluk Meksiko, tepatnya di dekat anjungan minyak Ku-Maloob-Zaap. Ku-Maloob-Zaap sendiri merupakan ladang minyak terbesar milik perusahaan Petroleos Mexicanos (Pemex) yang menghasilkan lebih dari 40% dari 1,7 juta barel produksi harian. Insiden yang terjadi pada pukul 05:15 waktu setempat diduga akibat adanya kebocoran pipa gas bawah laut. Sementara itu, Reutres berpendapat bahwa hujan deras dan badai elektrik yang disertai petir juga turut andil dalam insiden ini. Insiden yang tidak memakan korban jiwa ini berhasil dipadamkan setelah 5 jam lamanya dengan bantuan beberapa kapal pemadam kebakaran yang menggunakan nitrogen untuk menjinakan api.
Menurut Angel Carrizales, kepala regulator keamanan minyak Meksiko ASEA bahwa kebakaran ini tidak menghasilkan tumpahan apapun. Namun, Angel Carizzales juga tidak menjelaskan apa yang terbakar di permukaan laut. Sampai saat ini, pihak berwenang Meksiko dan Pemex belum merilis besar kerugian dan tingkat pencemaran lingkungan yang ditimbulkan akibat kebakaran ini. Insiden ini bukan pertama kalinya terjadi bagi Pemex, pada tahun 2013 juga terjadi ledakan akibat adanya penumpukan gas di kantor pusatnya. Maka dari itu, Greenpeace Meksiko terus menuntut perubahan dalam pemanfaatan dan model energi yang lebih ramah lingkungan.
Sumber: CNN Indonesia, Liputan6, CNBC Indonesia, Sains.Sindo