(HIMAKEL NEWS) Upaya Mengatasi Penangkapan Hewan Dilindungi

Saat ini, keberadaan biota laut yang statusnya dilindungi sangat mengkhawatirkan. Salah satu contohnya ialah pesut mahakam yang tiap tahunnya berkurang akibat penggunaan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan serta populasi hiu dan penyu yang semakin kritis akibat maraknya penangkapan illegal. Kondisi yang kian memburuk ini membuat pemerintah, organisasi, dan instansi swasta di bidang lingkungan berinisiatif membentuk suatu program guna menanggulangi hal tersebut. Program yang dihasilkan berupa penetapan Undang-Undang yang mengatur penangkapan hewan yang dilindungi dan sosialisasi kepada masyarakat pesisir. Contohnya adalah organisasi Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia yang giat menyoroti penangkapan dan eksploitasi ikan hiu dan pari yang tinggi di Laut Arafura.

Salah satu keberhasilan dari program yang telah dilaksanakan adalah para nelayan di Lombok Timur yang melepaskan dan tidak menangkap hewan laut yang dilindungi sebagai bentuk kepedulian mereka terhadap lingkungan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Juni Rohadi, nelayan di daerah Lombok Timur “ Rata-rata hewan laut yang dilindungi berjumlah jauh lebih sedikit dan berpotensi akan punah, kami para nelayan juga harus peka terhadap kondisi tersebut,”.

sumber: republika dan rri.co.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *