Hallo mariners!!! Gimana, nih, kabar kalian diawal libur semester genap ini? Pastinya harus tetap semangat, ya!!! Mariners, kali ini SIC bakal bahas survey hidrografi, loh. Kalian pasti sudah tahu ‘kan kalau yang dipetakan bukan hanya permukaan daratan saja tapi dasar lautan juga dipetakan. Lalu gimana sih, cara memetakan dasar lautan dan apa tujuan dasar lautan dipetakan? Yups! Tentu ini jadi salah satu pertanyan besar yang muncul ketika Mariners membaca SIC kali ini ‘kan??? Nah, ayo kita bahas!
Sebelumnya kita perlu tahu lebih dulu apa sih survey hidrografi itu??? Hidrografi sendiri berasal dari bahas Yunani, yang terdiri dari dua kata yaitu “hidro” yang artinya air dan “grafi” yang artinya menulis. Menurut IHO (International Hydrographic Organization) Hidrografi adalah bidang ilmu yang berhubungan dengan pengukuran dan penggambaran sifat-sifat yang ada di wilayah laut dan pesisir untuk tujuan semua kegiatan kelautan, termasuk kegiatan lepas pantai, penelitian, dan konservasi. Sedangkan untuk pengertian survei hidrografi menurut IHO adalah ilmu pengukuran dan penggambaran parameter yang diperlukan untuk menggambarkan karakteristik dan komposisi dasar laut secara akurat, hubungan geografisnya dengan daratan, juga karakteristik dan dinamika lautan. Dalam survey hidrografi juga termasuk pengukuran batimeri yang merupakan proses pengukuran untuk mendapatkan gambaran bentuk dasar perairan (memetakan topografi dasar laut).
Alat yang sering digunakan untuk survey hidrografi adalah Echosounder. Selainitu juga ada Multibeam Echosounder System (MBES) yang merupakan pengembangan dari alat Singlebeam Echosounder dimana MBES ini memancarkan lebih dari satu beam dalam sekali pancaran sinyal agar mendapatkan cakupan area yang lebih luas. Baik Singlebeam Echosounder maupun Multibeam Echosounder System (MBES) memiliki prinsip kerja yang sama, yaitu kedalaman perairan ditentukan dengan mengirimkan gelombang dari permukaan ke dasar air dan mencatat waktu yang dibutuhkan gelombang dipantulkan di dasar air untuk kembali ke permukaan. Alat ini juga dapat dikombinasikan dengan koordinat global berdasarkan GPS, jika terdapat fitur GPS pada echosounder.
Nah, lalu apa tujuan dari memetakan dasar laut? Tentunya ada berbagai alasan mengapa dasar laut penting untuk dipetakan, yang pasti peta sangat penting untuk keperluan navigasi. Selain itu juga penting untuk instalasi kabel dan pipa bawa air. Peta juga digunakan untuk kebutuhan pengelolaan dan konservasi perikanan, karena setiap gunung bawah laut merupakan spot keanekaragaman hayati. Selain itu permukaan dasar laut yang tidak merata juga akan memengarui arus laut dan campuran air secara vertikal, sehingga diperlukan informasi untuk memprediksi keadaan dimasa mendatang jika terjadi fenomena alam. Karena ini lah dasar laut juga penting untuk dipetakan.
Sumber:
Pradipta, R., Yuwono, B. D., & Sudarsono, B. (2018). ANALISIS KETELITIAN HUMMINBIRD HELIX 5 CHIRP SI GPS G2 DENGAN MENGGUNAKAN USV (Unmanned Surface Vehicle)(Studi Kasus: Waduk Pendidikan Diponegoro, Semarang). Jurnal Geodesi Undip, 7(3), 42-52.
Sasmito, B., Prasetyo, Y., Sabri, L. M., & Awaluddin, M. (2018). Kajian Jalur Pelabuhan “Marine Science Techno Park Undip” Teluk Awur Jepara Menggunakan Multibeam Echosounder (MBES) Dan Sistem Informasi Geografis. Elipsoida: Jurnal Geodesi dan Geomatika, 1(02), 1-6.
Setiadarma, A. P., Sasmito, B., & Amarrohman, F. J. (2019). ANALISIS PENGARUH DATA SVP (SOUND VELOCITY PROFILER) PADA HASIL PENGOLAHAN DATA MULTIBEAM ECHOSOUNDER MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK EIVA (STUDI KASUS: MARINE STATION TELUK AWUR, JEPARA). Jurnal Geodesi Undip, 8(1), 83-92.
Upaya memetakan dasar samudera “sudah melewati 20%” – mengapa peta dasar laut dibutuhkan? – BBC News Indonesia. (n.d.). Retrieved March 14, 2022, from https://www.bbc.com/indonesia/majalah-57581583 diakses pada 14 Maret 2022 pukul 09.15 WIB.