SIC Episode 62: Bisakah Air Laut Menjadi Air Tawar?

Halo, Mariners! Kalian pasti sudah tahu kan, kalau hampir 72% permukaan bumi kita ini tergenang oleh air?  Dimana lautan menjadi tempat penampungan persediaan air dunia yang paling besar. Hampir sekitar 96,5% air di dunia berada di lautan loh, Mariners. Tak diragukan lagi fungsi air dalam kehidupan makhluk hidup di bumi sangat dibutuhkan agar tetap bisa bertahan hidup. Namun, tidak semua persediaan air dunia ini bisa langsung digunakan, akibatnya masih banyak masyarakat di beberapa wilayah yang mengalami kekurangan air. Sehingga mereka harus mengonsumsi air yang kurang sehat. Menurut data laporan yang menunjukkan sekitar 30% – 40% kasus diare di dunia diakibatkan oleh konsumsi air yang tidak sehat dan diare adalah penyebab 5 ribu orang meninggal setiap harinya. Bahkan, negara kita sendiri yang memiliki laut sangat luas masih saja mengalami kesulitan akses air bersih di beberapa daerah. Sebab itulah banyak timbul pertanyaan, apakah air laut bisa menjadi air tawar untuk di konsumsi?

Sebenarnya, untuk bisa merubah air laut menjadi air tawar yang dapat di konsumsi dapat dilakukan percobaan. Sejauh ini telah ditemukan berbagai cara untuk merubah air laut menjadi air tawar, tetapi keefektifan dan keefisiennya belum bisa diterapkan diberbagai daerah. Ada beberapa metode yang bisa digunakan untuk bisa merubah air laut menjadi air konsumsi, diantaranya:

  1. Penyulingan Sederhana

Untuk memperoleh air konsumsi atau air tawar haruslah dilakukan pemisahan antara partikel garam dengan airnya. Metode yang paling sederhana adalah penyulingan, dimana air laut dipanaskan dalam wadah dan uap dari air laut yang telah dipanaskan ini akan dikumpulkan, sehingga uap itu bisa dikonsumsi karena pemanasan membuat air menguap sedangkan partikel garam tidak menguap.

2. Penyaringan dengan Filter Khusus (desalination)

Metode ini menggunakan filter khusus untuk memisahkan partikel garam dengan airnya. Prosesnya adalah dengan mengalirkan air laut kedalam pipa-pipa bertekanan tinggi dan sudah dilengkapi alat filter khusus yang mampu menyaring partikel garam dan zat berbahaya yang terkandung dalam air laut tersebut, seperti limbah minyak, sampah, dan lain sebagainya. Setelah disaring maka dihasilkan air tawar yang dapat dikonsumsi, tetapi membutuhkan teknologi yang masih belum bisa diterapkan oleh berbagai daerah.

3. Cara Penguapan (evaporasi)

Metode yang terakhir ini dianggap menjadi jawaban akan pertanyaan, “bisakah air laut menjadi air tawar”?, karena menggunakan tenaga panas matahari yang alami. Saat matahari sedang terik (300C) akan membuat air menguap dan membuatnya terpisah dari partikel garam dan menjadi air murni yang bisa dikonsumsi.

Salah satu teknologi dalam bidang kelautan yang dapat merubah air laut yang kaya akan kadar garamnya menjadi air tawar yang dapat dikonsumsi adalah “Teknologi Sistem Piramida Air  (Green House Effect)”.

Sistem ini memanfaatkan tenaga sinar matahari yang lebih alami. Prinsip kerja dari sistem ini adalah dengan menyimpan energi panas (termal energy) dalam sebuah ruangan yang dibuat dengan bahan fiber glass berbentuk piramida. Sistem ini mampu meningkatkan suhu udara dalam ruangan kaca saat matahari bersinar terik, yang membuat air akan menguap lalu uapnya menempel pada dinding kaca. Setelah itu, uap air akan turun disebabkan oleh gaya gravitasi yang kemudian akan ditampung di penampungan air. Air dalam penampungan ini sudah menjadi air murni karena air dan partikel garam sudah terpisah, sehingga air dapat dikonsumsi

Sumber:

Muh. Said, I. (2010) ‘Rancang Bangun Alat Pemurni Air Laut Menjadi Air Minum Menggunakan Sistem Piramida Air (Green House Effect ) Bagi Masyarakat Pulau dan Pesisir Di Kota Makassar’, Sains Dan Pendidikan Fisika, 12(3), pp. 300–310.

WHO & UNICEF. 2005. Water for Life: Decade For Action 2005-2015. Genewa.WHO & UNICEF.

www.watersecure.com.au. Desalination–Fresh Water From the Sea. Update: 20 Maret 2014.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *