Halo, Mariners! Gimana kabar kalian nih? Pastinya harus tetap semangat ya! Kalian penasaran bukan apa itu InaTEWS? Yuk kita baca artikel SIC bulan ini.
Indonesia telah memiliki sistem peringatan dini tsunami yang dikenal sebagai Indonesia Tsunami Early Warning System (InaTEWS) dalam bentuk buoy. InaTews adalah sistem peringatan dini yang bertujuan untuk memberikan informasi ancaman tsunami yang akan melanda daerah Indonesia dengan waktu peringatan diberikan lima menit setelah kejadian gempa bumi. Sedangkan buoy adalah alat terapung yang dapat mendeteksi gelombang tsunami yang diakibatkan gempa bumi bawah laut. Buoy akan mengawasi dan mencatat perubahan tingkat air laut di samudera. Sejauh ini terdapat tiga teknologi InaTEWS yang akan dikembangkan oleh BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) yakni sebagai berikut.
- Teknologi observasi berbasis platform buoy (InaBuoy).
- Teknologi observasi berbasis kabel optik bawah laut atau Cable Based Tsunameter (InaCBT).
- Teknologi observasi berbasis akustik tomografi bawah laut atau Coastal Acoustic Tomography (InaCAT).
Sistem observasi tsunami yang dikembangkan BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) adalah sistem pengamatan yang digunakan untuk mengukur perubahan tinggi muka laut pada saat terjadi gelombang tsunami. Dalam sistem pemantauan tinggi muka air laut untuk deteksi dini tsunami dengan platform buoy terdapat tiga sistem yang ditempatkan di laut dan di darat yang saling berkaitan satu sama lainnya. Berikut ini merupakan sistem buoy pada InaTEWS :
- Ocean Bottom Unit
Komponen sensor InaCBT yang berada di dasar laut dengan kedalaman hingga ribuan meter. Sensor tersebut mengirimkan sinyal ke stasiun surface buoy yang mengapung diatas permukaan air laut menggunakan sistem mooring.
2. Bottom Pressure Recorder
Teknologi yang digunakan sebagai alat pengukur tekanan dasar laut yang berfungsi sebagai pressure sensor laut dalam yang dilengkapi dengan quartz-crystal resonator pada transducer-Nya yang mampu mengukur tekanan dasar laut di dasar samudera dalam periode waktu yang lama. BPR dipasang pada OBU sebagai alat tsunameter.
3. Acoustic Release
Alat untuk melepaskan sistem mooring dari pemberatnya sehingga seluruh komponen dari sistem mooring tersebut bisa diambil kembali secara utuh kecuali pemberat. Fungsi Acoustic Release yang dipasang pada OBU selain sebagai pelepas ikatan, juga digunakan sebagai modem akustik yang berfungsi untuk alat komunikasi bawah laut yang dikenal dengan SMART (Smart Modem Acoustic Release Technology). Data BPR akan terkirim melalui satelit ke pusat data menggunakan sistem komunikasi akustik bawah laut.
4. Surface Buoy
Buoy permukaan yang diikat dengan sistem mooring ke dasar laut menjadikan posisinya menetap di satu area dengan radius tertentu. Buoy permukaan berisi sistem komunikasi satelit (iridium atau inmarsat) untuk mengirimkan data dari BPR ke stasiun penerima data.
5. Satelit Inmarsat
Sistem komunikasi satelit yang digunakan pada sistem peringatan dini di Indonesia menggunakan jasa satelit Inmarsat (International Maritime Satellite). Inmarsat adalah organisasi internasional untuk pelayanan telekomunikasi mobile maritime yang mulai beroperasi dari tahun 1979 untuk menyediakan komunikasi satelit.
Sumber :
Rusdiansyah, Alif. dkk. 2021. Tinjauan Teknis Penempatan Sistem Mooring Buoy dan Obu Ina-Tews di Dasar Laut. Jurnal Riset dan Rekayasa Kelautan. 2(1):1-16.
Haryadi, Yudo. dkk. 2021.Studi Penentuan Lokasi Buoy Tsunami di Samudera India Selatan Jawa-Bali. Jurnal Riset dan Rekayasa Kelautan. 2(1):17-30.
Arya Dian, D. 2014. Evaluasi Kinerja Sistem Peringatan Dini Tsunami di Indonesia. Fakultas Teknik Universitas Nurtanio, Bandung.