SIC EPISODE 71: Streptomyces sp. : Pahlawan Kecil dari Laut

Halo Mariners! Kembali lagi nih di SIC epiosode bulan Agustus ini. Gimana kabar kalian di awal semester ganjil ini nih? Semoga tetap semangat dan sehat selalu yaa. Pada SIC episode bulan ini akan membahas mengenai Streptomyces sp.! Hmm penasaran banget ga sih? Yuk kita simak bersama-sama penjelasan di bawah ini.

Dahulu kala, ilmu pengetahuan yang digunakan dalam bidang kesehatan masih belum berkembang, alhasil segala jenis pengobatan memiliki sumber yang terbatas. Sebagian besar berasal dari tanaman obat yang cukup sulit untuk ditemukan karena letak habitatnya yang ekstrem. Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan, eksplorasi sumber daya alam yang berpotensi dalam kesehatan mulai masif. Eksplorasi yang dilakukan bukan hanya di daratan bahkan sampai di lautan, bukan hanya pada makroorganisme bahkan sampai mikroorganisme yang tidak bisa dilihat dengan mata kita. Kemajuan pengetahuan ini berdampak besar pada bidang kesehatan, berbagai jenis penyakit yang semula disebabkan oleh mikroorganisme seperti bakteri, jamur, dan virus kini dapat dilawan dengan mikroorganisme juga. Salah satu mikroorganisme yang dapat melawan adalah Streptomyces sp. 

Streptomyces sp. termasuk dalam ordo Actinomycetes yang merupakan penghasil senyawa bioaktif terbanyak yang telah diidentifikasi. Senyawa bioaktif merupakan senyawa yang dihasilkan dari metabolisme mikroorganisme. Setiap mikroorganisme memiliki karakteristik senyawa metabolit sekunder yang berbeda-beda. Sebanyak 18.000 senyawa bioaktif yang telah diidentifikasi 10.000 diantaranya dihasilkan oleh Streptomyces sp. (Damayanti et al., 2021). Streptomyces sp. memiliki kromosom linier dengan ukuran genom yang sangat besar (6,2 – 12,7 Mb) dan sekitar 5% genom bertanggungjawab untuk sintesis metabolit sekunder. 

Potensi bioteknologi dari spesies Streptomyces sp. dapat diungkapkan melalui teknik penambangan genom, di mana kluster gen biosintetik (BGC) dapat diidentifikasi dan dapat digunakan untuk memprediksi struktur inti kimia molekul. Streptomyces sp. mengandung jumlah BGC terbesar, seperti gen yang mengkode poliketida sintetase (PKS), sintetase peptida non-ribosomal (NRPS), atau hibrida PKS-NRPS. Turunan dari senyawa ini dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang, baik kesehatan maupun pakan. Salah satu potensi dalam bidang kesehatan adalah dapat digunakan sebagai antioksidan, antikanker, antiplasmodial, dan masih banyak lagi. Potensi yang besar ini didukung dengan ilmu pengetahuan yang semakin pesat dapat memudahkan dalam eksplorasi senyawa baru. Bioteknologi membantu dalam kultur mikroorganisme sehingga dapat menyediakan stok bakteri yang akan diriset nantinya. Eksplorasi senyawa bioaktif dari mikroorganisme masih sangat perlu dilakukan karena masih banyak bakteri yang belum dapat diidentifikasi senyawa bioaktifnya.

Masih penasaran ga nih mengenai senyawa bioaktif dari Streptomyces sp. dan potensinya? Jangan lupa cari tahu lebih mendalam lagi yaa. Semoga bermanfaat dan sampai jumpa di SIC episode selanjutnya!

Sumber :

Damayanti, E., Lisdiyanti, P., Sundowo, A., et al. 2021. Antiplasmodial activity, biosynthetic gene clusters diversity, and secondary metabolite constituent of selected Indonesian Streptomyces. Biodiversitas, 22(6) : 3478-3487.

Melinda, Y., Widada, J., Wahyuningsih, T., et al. 2021. Metabologenomics approach to the discovery of novel compounds from Streptomyces sp. GMR22 as anti-SARS-CoV-2 drugs. Heliyon, 7(11) : 1-9.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *