Halo Mariners! Kembali lagi nih di SIC episode bulan September ini. Gimana nih kabar kalian? Semoga sehat selalu dan dilancarkan kuliahnya yaa. Pada SIC episode bulan ini akan membahas mengenai underwater welding. Hmm, Mariners penasaran banget ga sih?? Yukk langsung aja kita simak bersama-sama penjelesannya di bawah ini.

Pada dunia teknologi kelautan, seperti kapal dan sistem pipa bawah air, pengoperasiannya bisa saja menimbulkan kerusakan. Contohnya, konstruksi baja rig minyak lepas pantai harus dapat bertahan lebih dari 25 tahun. Di sisi lain konstruksi rig pengeboran terkadang menemui kendala yang tidak terduga sehingga memerlukan perbaikan. Hal ini seringkali memerlukan perbaikan yang harus dilakukan di dalam air, termasuk pengelasan bawah air (Hariyanto et al., 2019).
Pada akhir abad ke-19, teknik pengelasan mulai berkembang pesat. Hal ini disebabkan oleh ditemukannya cara memanfaatkan energi listrik sebagai sumber panas untuk pengelasan. Sejak Perang Dunia II, banyak ditemukan metode pengelasan yang menggunakan listrik sebagai sumber panas. Jadi, sekarang hampir semua sambungan logam untuk semua jenis konstruksi dapat dibuat dengan cara pengelasan. Kisaran penerapan teknik pengelasan dalam konstruksi sangat luas, termasuk transportasi laut, bangunan super tanker, jaringan pipa distribusi gas alam, bejana tekan, rig minyak lepas pantai, dan sebagainya. Metode pengelasan yang berbeda telah banyak dipelajari oleh para peneliti untuk meningkatkan kekuatan (Anggono et al., 2018).
Pengelasan bawah air atau underwater welding adalah metode pengelasan yang digunakan untuk memperbaiki dan memelihara struktur laut seperti jaringan pipa bawah air, rig pengeboran lepas pantai, dan peralatan pelabuhan. Secara umum pengelasan bawah air meliputi pengelasan kering dan pengelasan basah. Dari namanya pasti Mariners udah kebayang dong buat pengelasan basah dan pengelasan kering? Nah, metode pengelasan basah (wet underwater welding) sendiri prosesnya berlangsung dalam keadaan basah, artinya bahwa elektrode maupun benda berhubungan langsung dengan air. Aplikasi pengelasan basah bisa mencapai sampai kedalaman 150 meter. Namun, hasilnya dianggap kurang memuaskan. Sedangkan metode pengelasan kering (dry underwater welding), tidak jauh berbeda dengan pengelasan di udara terbuka. Metode ini memakai bantuan alat yang bertekanan tinggi yang disebut Dry Hyperbaric Weld Chamber, di mana alat ini didesain kedap air seperti desain kapal selam. Aplikasi pengelasan kering bisa mencapai sampai kedalaman 150 meter ke bawah dan memiliki hasil yang lebih baik dibandingkan dengan pengelasan basah (Ar et al., 2021). Untuk membantu Mariners berimajinasi bagaimana pengelasan basah dan pengelasan kering di bawah air, bisa liat gambar di bawah ini yaa.

Sumber: Ilmubeton.com

Sumber: Ilmubeton.com
Masih penasaran ga nih mengenai underwater welding? Jangan lupa cari tahu lebih mendalam lagi yaa. Bagi Mariners yang tertarik dengan pengelasan bawah air atau underwater welding harus banget mengikuti pelatihan khusus yaa, karena keahlian seperti ini tidak banyak orang yang bisa dan tidak sembarang orang bisa mekakukannya. Semoga bermanfaat dan sampai jumpa di SIC episode selanjutnya!
Sumber :
Anggono, D., Riyadi, B., Sarjito, S., et al. 2018. Influence of tool rotation and welding speed on the friction stir welding of AA 1100 and AA 6061-T6. AIP Conference Proceedings, 1977(1).
Ar, L., Iswidodo, W., Ilmah, M. 2021. Pengaruh Variasi Heat Input Underwater Wet Welding Pada Sambungan But Joint Terhadap Sifat Mekanik. Prosiding Seminar Nasional Terapan Riset Inovatif (Sentrinov), 7(1): 504–511.
Hariyanto, A., Anggono, D., Prasetyawan, T. 2019. Karakterisasi Hasil Pengelasan Bawah Air Material Baja ST 37 dengan Media Air Laut dan Air Tawar. Prosiding University Research Colloquium, 10–20.