SIC EPISODE 77: KULIT IKAN NILA (OREOCHROMIS NILOTICUS) SEMBUHKAN LUKA BAKAR

(sumber : https://images.app.goo.gl/KrjsLr56BpAMFG6m9)

Hai-hai mariners!!! Kita berjumpa lagi pada SIC Himakel yang ke-77!!! Kira-kira kali ini kita akan bahas apa ya? Yuk, langsung simak informasi berikut ini!


Mariners tahu nggak sih jika saat ini luka bakar menjadi salah satu masalah besar di dunia? Sekitar 195.000 kematian di dunia diakibatkan oleh luka bakar tinggi. Menurut WHO kebanyakan dari korban luka bakar tinggi adalah negara berkembang khususnya ASEAN dan Indonesia termasuk salah satunya. Luka bakar sering terjadi di rumah ataupun tempat kerja dan luka bakar ini dapat diakibatkan oleh perbuatan sendiri dengan sengaja ataupun kecelakaan dalam bekerja.


Limbah medis di indonesia masih belum dikelola dengan baik. Salah satu penyumbang limbah medis terbesar yaitu kain kasa. Apalagi dalam penyembuhan medis kain kasa diperlukan dengan jumlah yang banyak dan perggantian kasa juga cukup rutin. Maka dari itu perlu adanya inovasi yang dapat menurunkan populasi limbah medis termasuk kain kasa.

Ikan nila juga menjadi salah satu komoditas ekspor perikanan yang menjanjikan, karena kelimpahan ikan nila di indonesia juga cukup melimpah. Budidaya ikan nila juga termasuknya tidak susah dalam pengurusannya dan harganya juga termasuk terjangkau dengan ikan tawar lainnya.


Kulit ikan nila jenis Oreochromis niloticus mengandung mikrobota non-infeksius, jumlah kolagen tingkat 1 yang cukup tinggi, dan struktur kulit ikan nila mirip dengan kulit manusia, sehingga dapat digunakan untuk menggantikan kain kasa dalam pengobatan luka bakar. Dalam proses peneymbuhan luka bakar biasanya menggunakan obat yang memiliki efek samping dan juga menggunakan kain kasa yang dalam pergantian kain kasa yang harus rutin tersebut menimbulkan rasa sakit terhadap lukanya, sehingga dianjurkan kulit ikan nila sebagai penggantinya dan kulit ikan nila juga tidak menimbulkan efek samping dan rasa sakit terhadap lukanya.

(sumber : https://images.app.goo.gl/N4BDgfui2ry3M8Zj8)

Pengobatan luka bakar ini, dilakukan dengan memisahkan kulit ikan nila dengan dagingnya sebelum pengaplikasiannya, kemudian terlebih dahulu melewati proses sterilisasi dan pembekuan di lemari pendingin. Kulit ikan nila dapat digunakan ketika telah melewati rangkaian tersebut dan kulit ikan nila dapat bertahan selama dua tahun jika diletakkan di lemari pendingin. Proses pengaplikasiannya kulit ikan nila yang sudah melewati proses akan di tempelkan di luka bakar dan setelah itu ditunggu sekitar 10-12 hari kulit ikan nila akan di lepas dan luka bakar pun mengering.


Nah, kira-kira begitu mariners salah satu bentuk pengurangan limbah medis dari kasa, yaitu menggunakan alternatif kulit ikan nila (Oreochromis niloticus). Semoga informasi ini bermanfaat ya, mariners! Sampai jumpa pada episode-episode SIC berikutnya!

Referensi

https://fpk.unair.ac.id/potensi-kulit-tilapia-untuk-medis-penderita-luka-bakar

https://www.reuters.com/article/us-health-brazil-burns/brazilian-doctors-use-fish-skin-to-treat-burn-victims-idUSKBN18L1WH

Lima-Junior, E. M., de Moraes Filho, M. O., Costa, B. A., Fechine, F. V., de Moraes, M. E. A., Silva-Junior, F. R., Soares, M. F. A. do N., Rocha, M. B. S., & Leontsinis, C. M. P. (2019). Innovative treatment using tilapia skin as a xenograft for partial thickness burns after a gunpowder explosion. Journal of Surgical Case Reports, 2019(6), 1–4. https://doi.org/10.1093/jscr/rjz181

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *