SIC EPISODE 82: Dampak Mengerikan Logam Berat di Laut, Ancaman Tersembunyi bagi Kehidupan Bahari

Tahukah mariners bahwa laut berperan sebagai sumber daya alam yang begitu kaya, ternyata menyimpan ancaman yang tidak kasat mata. Salah satu ancaman tersebut adalah keberadaan logam berat. Logam berat, meskipun dalam jumlah sedikit, dapat menimbulkan dampak yang sangat signifikan terhadap ekosistem laut dan kesehatan manusia.

Apa itu Logam Berat?

Logam berat adalah unsur kimia dengan massa jenis yang tinggi dan bersifat toksik atau beracun, bahkan dalam konsentrasi yang rendah. Beberapa contoh logam berat yang umum ditemukan di lingkungan perairan adalah merkuri (Hg), timbal (Pb), kadmium (Cd), kromium (Cr), dan arsenik (As). Logam berat merupakan salah satu polutan beracun yang dapat menyebabkan kematian (lethal), dan non-kematian (sublethal) seperti gangguan pertumbuhan, perilaku dan karakteristik morfologi berbagai organisme akuatik. Logam berat dapat masuk ketubuh organisme perairan melalui insang, permukaan tubuh, saluran pencernaan, otot dan hati.

Logam berat tersebut dapat terakumulasi dalam tubuh organisme perairan. Logam berat yang masuk ke dalam tubuh kemudian mengalami absorbsi. Penyerapan logam dapat terjadi diseluruh saluran pencernaan, tetapi lambung adalah tempat penyerapan yang penting. Tempat utama untuk penyerapan logam disaluran udara adalah alveoli paruparu untuk hewan darat dan insang untuk hewan air. Logam yang diserap akan didistribusikan dengan cepat keseluruh tubuh. Tingkat distribusi kemasing-masing organ terkait dengan aliran darah, membran sel, dan afinitas komponen organ terhadap logam. Setelah didistribusikan, logam dapat terakumulasi ditubuh organisme air. Jika manusia mengkonsumsi organisme air yang mengandung logam berat maka akan memberikan dampak merugikan bagi kesehatan manusia seperti radang tenggorokan, nyeri kepala, dermatitis, alergi, anemia, gagal ginjal, pneumonia, dan lain sebagainya.

Logam berat adalah unsur kimia dengan massa jenis yang tinggi dan bersifat toksik atau beracun, bahkan dalam konsentrasi yang rendah. Beberapa contoh logam berat yang umum ditemukan di lingkungan perairan adalah merkuri (Hg), timbal (Pb), kadmium (Cd), kromium (Cr), dan arsenik (As).

Dari Mana Asal Logam Berat di Laut?

Sumber utama logam berat di laut berasal dari aktivitas manusia. Beberapa aktivitas yang menyebabkan pencemaran logam berat antara lain:

  • Industri: Limbah industri, terutama dari sektor pertambangan, manufaktur, dan pembangkit listrik, sering mengandung logam berat.
  • Pertanian: Penggunaan petisida dan pupuk yang mengandung logam dapat terbawa oleh aliran air ke laut.
  • Transportasi: Emisi dari kendaraan bermotor dan kapal laut mengandung logam berat yang dapat terendap di dasar air laut.
  • Pembuangan Limbah: Pembuangan limbah domestik dan industri secara sembarangan juga menjadi sumber pencemaran logam berat.

Dampak Logam Berat terhadap Ekosistem Laut

Logam berat memiliki dampak yang sangat merusak terhadap ekosistem laut. Beberapa dampak yang ditimbulkan antara lain:

  • Keracunan pada biota laut: Logam berat dapat terakumulasi dalam tubuh organisme laut melalui rantai makanan. Akibatnya, biota laut mengalami keracunan, gangguan pertumbuhan, kerusakan organ, hingga kematian.
  • Gangguan Reproduksi: Logam berat dapat mengganggu sistem reproduksi pada biota laut, sehingga menyebabkan penurunan populasi.
  • Kerusakan Ekosistem Terumbu Karang: Logam berat dapat merusak terumbu karang, yang merupakan habitat bagi berbagai jenis biota laut.
  • Gangguan Jaring Makanan: Akumulasi logam berat dalam tubuh biota laut dapat mengganggu keseimbangan jaring makanan di laut.

Dampak Logam Berat terhadap Kesehatan Manusia

Konsumsi makanan laut yang tercemar logam berat dapat berdampak buruk bagi kesehatan manusia. Beberapa dampak yang mungkin terjadi antara lain:

  • Kerusakan Organ: Logam berat dapat merusak organ-organ vital seperti ginjal, hati, dan sistem saraf.
  • Kanker: Beberapa jenis logam berat, seperti arsenik dan kadmium, diketahui dapat meningkatkan risiko kanker.
  • Gangguan Perkembangan: Paparan logam berat pada janin dan anak-anak dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan.

Upaya Pengurangan Logam Berat

Untuk mengatasi masalah pencemaran logam berat di laut, diperlukan upaya yang komprehensif, antara lain:

  • Pengendalian Sumber Pencemaran: Melakukan pengawasan ketat terhadap industri dan kegiatan lain yang berpotensi mencemari lingkungan.
  • Pengolahan Limbah: Melakukan pengolahan limbah secara benar sebelum dibuang ke lingkungan.
  • Pemantauan Kualitas Air Laut: Melakukan pemantauan secara berkala terhadap kualitas air laut untuk mengetahui tingkat pencemaran logam berat.
  • Edukasi Masyarakat: Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.

Kesimpulan

Pencemaran logam berat di laut merupakan masalah serius yang memerlukan perhatian serius dari semua pihak. Dampaknya yang luas terhadap ekosistem laut dan kesehatan manusia mengharuskan kita untuk bertindak segera. Dengan menerapkan upaya mitigasi yang tepat, kita dapat menjaga kelestarian laut dan memastikan keberlangsungan hidup bagi generasi mendatang.

Demikian informasi mengenai dampak berbahaya logam berat laut, semoga dapat menambah wawasan baru mariners yah!

Daftar Pustaka

Effendi, F., Tresnaningsih, E., Sulistomo, A.W., Wibowo, S., Hudoyo, K.S et al. (2012). Penyakit Akibat Kerja Karena Pajanan Logam Berat. Jakarta: Direktorat Bina Kesehatan Kerja dan Olahraga Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Azaman, A., Juahir, H., Yunus, K., Azida, A., Kamarudin, M.K.A., Toriman, M. E., et.al.(2015). Heavy metal in fish: analysis and human health- A review. Jurnal Teknologi, 77(1),61–69. https://doi.org/10.11113/jt.v77.4182

Pratiwi, D. Y. 2020. Dampak Pencemaran Logam Berat (Timbal, Tembaga, Merkuri, Kadmium, Krom) terhadap Organisme Perairan dan Kesehatan Manusia. Akuatek. 1(1): 59–65.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *